Invesco.id - Siap-siap, kabar Bukalapak akan melantai di bursa saham akan segera menjadi kenyataan. Penerbitan saham perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan e-commerce tersebut akan terjadi dalam waktu dekat.
Kabarnya, Bukalapak melakukan registrasi ke OJK pada 7 Mei 2021. Pada 23 Juli-27 Juli 2021 melakukan penawaran saham dan untuk listing pada Bursa Efek Indonesia pada 29 Juli 2021 mendatang.
Sebelumnya, banyak pihak memperkirakan Bukalapak, salah satu perusahaan e-commerce tersebut akan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Agustus 2021.
Nilai initial public offering (IPO) terbilang jumbo yakni Rp11,2 triliun. Ini menjadi urutan kedua terbesar sepanjang sejarah setelah IPO PT Adaro Energy Tbk (ADRO) senilai Rp12,23 triliun, mengutip bisnis.
Bukalapak akan menggunakan kode atau ticker BUKA untuk kode emiten mereka. Bahkan kabarnya, manajemen Bukalapak sudah menyiapkan jumlah saham yang akan dilepas nantinya.
Namun ada pertanyaan dari beberapa pihak. Jenis saham apa yang dilepas? Apakah Bukalapak bakal sepenuhnya melepas saham lama dalam IPO atau ada kombinasikan saham baru?
Head of Research Trimegah Sekuritas, Sebastian Tobing menyebut apa pun jenis sahamnya tidak akan menjadi isu besar nantinya.
"Apapun jenis sahamnya Bukalapak dalam IPO tidak akan menjadi isu, Kalau pun ada saham lama, ini normal untuk IPO perusahaan teknologi" katanya, Rabu (23/6/2021) mengutip Kontan.
Untuk IPO sekelas Bukalapak, Sebastian menilai IPO bakalan laku. Hal ini terkait dan mengingat prospek dan ekosistem yang telah Bukalapak miliki selama ini.
"Gambaran laku atau tidaknya terlihat dari saham EMTK yang jadi naik," tandas Sebastian.
Pada penutupan sore tadi, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) naik 50 poin ke level Rp2.500 per saham.
Ia menjelaskan, berbeda halnya dengan bisnis konvensional, bisnis startup cenderung memiliki akses pendanaan yang lebih mudah. Pertumbuhannya juga tidak terbatas.
"Oleh sebab itu, valuasi seperti PBV, EV/EBITDA dan PER seperti pada bisnis konvensional bukan sebuah hal yang menjadi perhatian utama," terang analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus.
Kata Willinoy, kelak kapitalisasi pasar atau market cap perusahaan startup memiliki kontribusi yang cukup besar untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan perusahaan teknologi yang tercatat di BEI saat ini saja kapitalisasinya sudah sekitar Rp318 triliun.
Nilai itu setara dengan 3 persen dari kapitalisasi pasar IHSG. "Kalau market cap GoTo dan Bukalapak bergabung, kontribusinya bisa mencapai 10 persen," imbuh Willinoy.
Baca Juga: Meski Dihantam Pandemi, Laba PT Pakuwon Jati (PWON) 2020 Tetap Dua Digit
Kontribusi tersebut melebihi kontribusi perusahaan teknologi atau startup di China dan India yang masing-masing sebesar 9 persen dan 5 persen. Namun, kontribusi tersebut belum bisa mengungguli perusahaan teknologi di Amerika Serikat (AS) yang setara 17 persen dari market cap bursa saham di negara tersebut.
Nah, untuk pemburu saham IPO, siapkan dana untuk membeli saham Bukalapak. [*]