Invesco.id - Demi memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) telah merampungkan pembangunan pabrik ketiga yang memproduksi cetakan sarung tangan pada Mei 2021.
Presiden Direktur (Presdir) MARK, Ridwan Goh mengatakan pabrik cetakan tangan terbaru yang berlokasi di Tanjung Morowa, Deli Serdang, Sumatra Utara. Pabrik tersebut saat ini sudah mulai beroperasi dengan kapasitas sekitar 50 persen.
Adapun, pabrik ketiga MARK tersebut memiliki kapasitas sebesar 200.000 pieces (pcs) cetakan sarung tangan per bulan. Lantaran baru beroperasi 50 persen, maka kapasitas pabrik MARK yang beroperasi berada di level 100.000 per bulan.
"Kinerja MARK akan terdampak positif berkat pabrik ketiga ini, karena secara bertahap kapasitas produksi kami akan terus meningkat," jelas Ridwan seperti dikutip KONTAN baru-baru ini.
Sebelumnya, MARK telah memiliki pabrik pertama cetakan sarung tangan dengan kapasitas 610.000 pcs per bulan dan pabrik kedua yang berkapasitas 610.000 pcs per bulan.
Jika pabrik ketiga telah beroperasi penuh 100 persen, maka total kapasitas terpasang pabrik cetakan sarung tangan MARK mencapai 1,4 juta pcs per bulan.
Pembangunan pabrik ketiga tersebut terbantu berkat alokasi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) MARK di tahun ini sebesar Rp150 miliar. MARKsendiri telah memulai pengerjaan proyek pabrik tersebut sejak Desember 2020 lalu.
Ridwan mengaku, pihaknya belum memiliki agenda ekspansi bisnis lagi dalam waktu dekat. Fokus MARK untuk saat ini adalah meningkatkan kapasitas produksi cetakan sarung tangan.
Di samping itu, MARK tetap fokus untuk meningkatkan penjualan cetakan sarung tangan ke pasar ekspor. Ridwan menyebut, larangan kedatangan warga negara Indonesia (WNI) di sejumlah negara asing tidak mempengaruhi kelangsungan ekspor produk MARK. Larangan tersebut dinilai tidak berlaku bagi perdagangan internasional.
Sampai saat ini, mayoritas ekspor produk MARK masih bertujuan ke negara tetangga seperti Malaysia. Negara tersebut notabenenya memiliki kontribusi penjualan pada kisaran 50 persen hingga 60 persen.
Selain Malaysia, China juga menjadi negara tujuan ekspor MARK. Perseroan juga berupaya meningkatkan penjualannya di pasar domestik kendati kontribusinya baru sekitar 5 persen dari total penjualan perusahaan.
Penjualan produk cetakan sarung tangan MARK umumnya berada pada wilayah Sumatra Utara. Hal ini mengingat pabrik sarung tangan lokal sebagian besar berada pada kawasan tersebut.
Baca Juga: Jika Ekonomi Kembali Lesu, Saham-saham Sektor Ini Akan Paling Terdampak
Sebagai informasi, kinerja MARKterbilang positif di tiga bulan pertama 2021. Penjualan MARK melesat 124,74 persen (yoy) menjadi Rp 217,57 miliar, sedangkan laba bersihnya tumbuh 196,83 persen (yoy) menjadi Rp 69,31 miliar. Hingga akhir tahun nanti, Manajemen MARK membidik jumlah penjualan sebanyak Rp1,1 triliun. [*/ipot]